|
|||
.

Kamis, 24 Oktober 2013
Hama Padi
Rabu, 23 Oktober 2013
7 INSEKTISIDA TERBAIK UNTUK MENGENDALIKAN HAMA WERENG COKLAT (WBC)
Hama wereng coklat akhir-akhir ini kembali menggegerkan dunia pertanian. Beberapa daerah sentra padi di Jawa Tengah habis di obrak-abrik oleh hama penghisap ini. Petani telah berusaha mengaplikasikan berbagai macam insektisida tetapi serangan hama wereng ini seperti tak bisa dikendalikan lagi.
Apakah ada yang salah?
Apakah Insektisida sekarang sudah tidak mampu lagi mengendalikan hama wereng coklat ini?
Untuk mengendalikan hama wereng coklat harus dimulai dari cara memilih pestisida secara benar dan dilanjutkan dengan cara aplikasi pestisida secara benar pula.
Banyaknya jenis insektisida di kios-kios pertanian dan banyaknya formulator (sebutan sales pestisida) terkadang justru membuat bingung petani dalam menentukan insektisida secara benar. Oleh karena itu petani harus mulai mempelajari tentang bahan aktif, formulasi, cara kerja, karateristik dan berbagai hal yang berhubungan dengan pestisida.
Menurut Maspary ada beberapa jenis insektisida yang spesialis untuk mengendalikan hama wereng coklat ini:
- Bahan aktif Buprofezin. Biasanya dengan nama dagang Applaud. Dengan formulasi EC, WP dan F insektisida ini mempunyai cara kerja yang spesifik yaitu menghambat pergantian kulit pada hama wereng coklat. Walaupun hama penghisap ini tidak langsung mati tetapi applaud termasuk insektisida yang lumayan dengan harga yang relatif murah.
- Bahan aktif Imidakloprid. Dipasaran dijual dengan nama bermacam-macam diantaranya Confidor, Winder, Imidor, Dagger dan masih banyak lagi insektisida yang beredar dengan bahan aktif imidakloprid ini. Insektisida ini mempunyai cara kerja sistemik dan sampai saat ini masih bisa diandalkan untuk mengendalikan hama wereng coklat.
- Bahan aktif BBMC. Dijual dengan merek dagang Bassa, Baycarb, Dharmabas, Hopsin, Kiltop dan lain-lain. Cara kerja insektisida ini adalah kontak. Walaupun harganya murah namun dalam penggunaannya harus dengan konsentrasi yang besar sekitar 2-4 ml/ liter.
- Bahan aktif MIPC. Dipasaran biasanya dikenal dengan nama Mipcin, Mipcindo, Mipcinta, Micarb dan lain-lain. Sebenarnya MIPC ini masih satu golongan dengan BBMC yaitu kategori golongan Karbamat. Cara kerja kontak dan efikasi dalam menendalikan hama wereng coklat masih diatas BBMC.
- Bahan aktif Fipronil. Insektisida ini biasa kita kenal dengan nama Regent. Dengan formulasi SC regent mampu mengendalikan hama wereng coklat dengan cara sistemik. Formulasi terbaru regent WDG (sacset) ternyata lebih ampuh.
- Bahan aktif klorantraniliprol dan tiametoksam. Merupakan insektisida generasi terbaru yang memiliki spektrum luas untuk mengendalkan beberapa hama pada tanaman padi. Bahan aktif ini biasa kita kenal dengan nama dagang Virtako. Walaupun bagus untuk mengendalikan wereng coklat cuma sayang harganya sangat mahal.
- Insektisida organik. Insektisida ini sangat ramah lingkungan dengan bahan baku bisa kita dapatkan melimpah disekitar kita. Ada beberapa kelemahan dan kelebihan Insektisida organik. Contoh insektisida organik untuk mengendalikan hama wereng adalah daun sirsak.
PERHATIAN ! SANGAT BERBAHAYA……
Jangan sekalipun menggunakan insektisida golongan piretroid sintetik untuk mengendalikan hama apapun pada tanaman padi. Ingin tahu, silahkan baca: Bahaya Piretroid Sintetik Terhadap Tanaman Padi Anda. Contoh insektisida golongan piretroid sintetik adalah: Matador, fastac, faster, decis, buldok, sidametrin, venfal dan lain sebagainya.
Jika
berminat Gerbang Pertanian Juga menyediakan insektisida untuk
mengendalikan hama wereng pada tanaman padi dengan harga yang sangat
murah yaitu RP 30.000/ 100 gr. Insektisida tersebut adalah PROVIDOR 30 WP dengan bahan aktif Imidaklorprid 30 %.
Pembibitan Padi
Ada beberapa tahapan untuk menanam padi maupun budidaya padi,
langkah-langkanh tersebut perlu kita lakukan untuk mendapat hasil yang
maksimal. Sebelum ditanam, tanaman padi harus disemaikan lebih
dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik,
maksudnya agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya akan
baik pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
persemaian sebagai berikut:
A. Memilih Tempat Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik.
Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.
• Pesemaian Basah
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanag menjadi klunak, rumpput-rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serngga yang dapat merusak bibit mmati pula.
Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki pematang. Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari araeal sawa yang akan ditanamai. Jadi apabila sawwah yang akan ditanami seluas 1Ha, maka luas pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg.
• Pesemaian Kering
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumpu-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur.
Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm.
Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
C. Penaburan Biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari rendaman lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.raan
D. Pemeliharaan Pesemaian
• Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhaan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air hanya kalau memerlukan saja.
• Pengobatan
Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu disemprot dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan sesudah pesemaian berumur 17 hari.
• Pemupukan
dikelola dari berbagai sumber di google
A. Memilih Tempat Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik.
- Tananya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.
- Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.
- Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
- Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.
Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.
• Pesemaian Basah
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanag menjadi klunak, rumpput-rumputan yang akan tumbuh menjadi mati, dan bermacam-macam serngga yang dapat merusak bibit mmati pula.
Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalau dibajak/digaru dua kali atau tanah menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki pematang. Sebagai ukuran dsar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari araeal sawa yang akan ditanamai. Jadi apabila sawwah yang akan ditanami seluas 1Ha, maka luas pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg.
• Pesemaian Kering
Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumpu-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur.
Setelah tanaha menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm.
Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
C. Penaburan Biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih biji yang bernas, biji juga agar cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian bijhi diambil dari rendaman lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.raan
D. Pemeliharaan Pesemaian
• Pengairan
Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhaan.
Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu digenagi aiar. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air hanya kalau memerlukan saja.
• Pengobatan
Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu disemprot dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan sesudah pesemaian berumur 17 hari.
• Pemupukan
dikelola dari berbagai sumber di google
RAHASIA MEMPERBANYAK ANAKAN PADI
Banyak
anak banyak rejeki, falsafah ini sangat pas jika diterapkan dalam ilmu
budidaya tanaman padi. Semakin banyak anakan produktif tanaman padi
diharapkan akan semakin banyak malai yang terbentuk dan akhirnya
diharapkan semakin banyak peningkatan produksi yang kita peroleh. Oleh
karena banyaknya anakan produktif merupakan salah satu kunci peningkatan
produktivitas tanaman padi selain banyaknya bulir isi pada tiap malai.
Banyak
sekali teori dan pengalaman dalam ilmu pertanian berbeda daerah berbeda
bdaya beda orang beda cara, demikian pula banyak sekali tips, teori dan
metode untuk memperbanyak anakan tanaman padi.
Tanamlah
bibit padi muda. Menurut informasi yang maspary peroleh semakin muda
umur bibit padi akan semakin potensi memproduksi anakan yang lebih
banyak. Umur terbaik untuk tanam padi adalah antara 10 – 18 hss (hari
setelah sebar).
Aplikasi
pupuk Phospat seperti SP36 seawal mungkin (kalau perlu sehari atau 2
hari sebelum tanam). Pupuk SP36 membutuhkan waktu yang agak lama untuk
bisa terserap oleh akar tanaman, oleh karena itu pemberian SP36 harus
seawal mungkin. Salah satu fungsi unsur P yang terkandung dalam SP36
adalah merangsang pembentukan akar, oleh karena itu maspary menganjurkan
pemberian unsur P saat vase pembentukan anakan supaya anakan yang
terbentuk bisa diimbangi dengan akar yang sehat, kuat dan panjang.
Aplikasi
pupuk Nitrogen seperti urea seawal mungkin. Maksimal 5 hari setelah
tanam harus sudah diberikan. Unsur Nitrogen merupakan salah satu kunci
utama dalam membantu pembentukan anakan, oleh karena itu saat proses
pembentukan anakan jangan sampai belum tersedia unsur ini.
Jangan
tanam bibit padi terlalu dalam. Cukup 1-2 cm saja sudah cukup. Ini juga
merupakan poin penting untuk meningkatkan jumlah anakan produktif
tanaman padi. Tanam bibit padi yang terlalu dalam akan menghabiskan
energi tanaman padi untuk menembus tanah penutupnya. Cuma didaerah
maspary yang menjadi kendala adalah tukang tanamnya yang sulit
melaksanakan, yach….. karena terbiasa tanam dalam. Pernah saya
menanyakan pada tukang tandur (tukang tanam) kenapa kalau tanam harus
dalam, mereka menjawab katanya kalau nggak dalam nggak enak pak!!
Pengairan
yang tidak selalu tergenang. Jaga pemberian air pada tanaman padi
secara periodik diairi lalu dibiarkan sampai kering (tanahnya pecah
rambut) lalu diairi lagi demikian seterusnya.
Penggunaan
varietas unggul seperti benih padi unggul B3. Setiap varietas pasti
akan mempunyai kemampuan sendiri-sendiri dalam membentuk anakan yang
produktif.
Jarak
tanam jangan terlalu rapat, apalagi jika tanahnya subur. Walaupun
anakan terbentuk banyak akan tetapi jika jaraknya terlalu rapat biasanya
anakan tersebut menjadi kurang produktif. Kalau bisa gunakan sistem
tanam jajar legowo seperti yang telah informasi-budidaya tulis beberapa
waktu yang lalu. Tetapi jika jarak tanamnya menggunakan 40 cm gak perlu
pake sistem legowo lagi.
Pemberian
Zat Pengatur Tumbuh (hormon tanaman) terutama yang mengandung sitokinin
dan giberelin. Menurut maspary poin nomor 8 ini hanyalah opsional, jadi
merupakan faktor pendukung saja yang boleh dlakukan dan boleh tidak.
Jika mau diberikan sebaiknya bersamaan saat pemupukan oleh karena itu
berikan ZPT yang bentuknya padat seperti ZPT Organik yang
informasi-budidaya telah sediakan. Boleh juga disemprotkan saat umur 15
hst.
Pemberian
pupuk organik padat sebagai penyubur dan pembenah tanah. Ini
berhubungan erat dengan kondosi kesuburan tanah anda dan proses
penyerapan unsur hara yang akan diberikan pada tanaman. Oleh karena itu
jumlahnya sangat relatif tergantung kondisi tanah masing-masing petani.
Waspada
terhadap hama dan penyakit. Hama yang punya potensi mengurangi anakan
antara lain keong mas, sundep dan tikus. Sedangkan penyakit yang
membahayakan saat pembentukan anakan padi adalah penyakit busuk pangkal
batang padi.
Ternyata
untuk memperbanyak anakan produktif pada tanaman padi tidak mudah ya….
banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi. Barangkali ada
rekan-rekan informasi-budidaya yang punya tips lain yang lebih mudah
dengan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi untuk memproduksi anakan
produktif tanaman padi diharapkan dapat memberikan sumbangsih berupa
tulisan pada website kami ini.
Pemeliharaan dan Pemupukan Tanaman Padi
Penyulaman tanaman yang mati dilakukan paling lama 14 hari setelah tanam. Bibit sulaman harus dari jenis yang sama yang merupakan bibit cadangan pada persemaian bibit.
Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang dikerjakan sekaligus dengan menggemburkan tanah. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada saat berumur 3 dan 6 minggu dengan menggunakan landak (alat penyiang mekanis yang berfungsi dengan cara didorong) atau cangkul kecil.
PENGAIRAN PADI SAWAH
Syarat penggunaan air di sawah:
a) Air berasal dari sumber air yang telah ditentukan Dinas Pengairan/ Dinas Pertanian dengan aliran air tidak deras.
b) Air harus bisa menggenangi sawah dengan merata.
c) Lubang pemasukkan dan pembuangan air letaknya bersebrangan agar air merata di seluruh lahan.
d) Air mengalir membawa lumpur dan kotoran yang diendapkan pada petak sawah. Kotoran berfungsi sebagai pupuk.
e) Genangan air harus pada ketinggian yang telah ditentukan.
Setelah tanam, sawah dikeringkan 2-3 hari kemudian diairi kembali sedikit demi sedikit. Sejak padi berumur 8 hari genangan air mencapai 5 cm. Pada waktu padi berumur 8-45 hari kedalaman air ditingkatkan menjadi 10 sampai dengan 20 cm. Pada waktu padi mulai berbulir, penggenangan sudah mencapai 20-25 cm, pada waktu padi menguning ketinggian air dikurangi sedikit-demi sedikit.
PEMUPUKAN PADI SAWAH
Pupuk kandang 5 ton/ha diberikan ke dalam tanah dua minggu sebelum tanam pada waktu pembajakan tanah sawah. Pupuk anorganik yang dianjurkan Urea=300 kg/ha, TSP=75-175 kg/ha dan KCl=50 kg/ha.
Pupuk Urea diberikan 2 kali, yaitu pada 3-4 minggu, 6-8 minggu setelah tanam. Urea disebarkan dan diinjak agar terbenam. Pupuk TSP diberikan satu hari sebelum tanam dengan cara disebarkan dan dibenamkan. Pupuk KCl diberikan 2 kali yaitu pada saat tanam dan saat menjelang keluar malai.
PENYIANGAN DAN PEMBUBUNAN PADI GOGO
Dilakukan secara mekanis dengan cangkul kecil, sabit atau dengan tangan waktu tanaman berumur 3-4 minggu dan 8 minggu. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan 1-2 minggu sebelum muncul malai.
PEMUPUKAN PADI GOGO
a) Pupuk organik
Berasal dari tanaman pupuk hijau seperti Crotalaria juncea yang berumur 4-6 bulan atau dari pupuk kandang yang telah matang. Pupuk organik dibenamkan ke tanah dengan dosisi 10-30 ton/ha.
b) Pupuk anorganik
Pupuk yang diberikan berupa 150-200 kg/ha Urea, 75 kg/ha TSP dan 50 kg/ha KCl. Pupuk TSP dan KCl diberikan saat tanam dan urea pada 3-4 minggu dan 8 minggu setelah tanam.
WAKTU PENYEMPROTAN PESTISIDA
Penyemprotan pestisida dilakukan 1-2 minggu sekali tergantung dari intensitas serangan
http://agromaret.com/artikel/613/pemeliharaan_dan_pemupukan_tanaman_padi
Sejarah Padi di Indonesia
Mengenal Tanaman Padi di Indonesia
Padi merupakan tanaman pangan berupa
rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu
Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan
bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun
SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh
India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa wilayah asal
padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.
Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua subspesies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan. Varitas unggul nasional berasal dari Bogor: Pelita I/1, Pelita I/2, Adil dan Makmur (dataran tinggi), Gemar, Gati, GH 19, GH 34 dan GH 120 (dataran rendah). Varitas unggul introduksi dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina adalah jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46 dan IR 54 (dataran rendah); PB32, PB 34, PB 36 dan PB 48 (dataran rendah).
Beras merupakan makanan sumber karbohidrat yang utama di kebanyakan negara Asia. Negara-negara lain seperti di benua Eropa, Australia dan Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah yang jauh lebih kecil daripada negara Asia. Selain itu jerami padi dapat digunakan sebagai penutup tanah pada suatu usaha tani.
Pusat penanaman padi di Indonesia adalah Pulau Jawa (Karawang, Cianjur), Bali, Madura, Sulawesi, dan akhir-akhir ini Kalimantan. Pada tahun 1992 luas panen padi mencapai 10.869.000 ha dengan rata-rata hasil 4,35 ton/ha/tahun. Produksi padi nasional adalah 47.293.000 ton. Pada tahun itu hampir 22,5 % produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat. Dengan adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti Karawang dan Cianjur mengalami penurunan produksi yang berarti. Produksi padi nasional sampai Desember 1997 adalah 46.591.874 ton yang meliputi areal panen 9.881.764 ha. Karena pemeliharaan yang kurang intensif, hasil padi gogo hanya 1-3 ton/ha, sedangkan dengan kultur teknis yang baik hasil padi sawah mencapai 6-7 ton/ha.
sumber :
http://agromaret.com/artikel/607/mengenal_tanaman_padi_di_indonesia
Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah O. sativa dengan dua subspesies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan. Varitas unggul nasional berasal dari Bogor: Pelita I/1, Pelita I/2, Adil dan Makmur (dataran tinggi), Gemar, Gati, GH 19, GH 34 dan GH 120 (dataran rendah). Varitas unggul introduksi dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina adalah jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46 dan IR 54 (dataran rendah); PB32, PB 34, PB 36 dan PB 48 (dataran rendah).
Beras merupakan makanan sumber karbohidrat yang utama di kebanyakan negara Asia. Negara-negara lain seperti di benua Eropa, Australia dan Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah yang jauh lebih kecil daripada negara Asia. Selain itu jerami padi dapat digunakan sebagai penutup tanah pada suatu usaha tani.
Pusat penanaman padi di Indonesia adalah Pulau Jawa (Karawang, Cianjur), Bali, Madura, Sulawesi, dan akhir-akhir ini Kalimantan. Pada tahun 1992 luas panen padi mencapai 10.869.000 ha dengan rata-rata hasil 4,35 ton/ha/tahun. Produksi padi nasional adalah 47.293.000 ton. Pada tahun itu hampir 22,5 % produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat. Dengan adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti Karawang dan Cianjur mengalami penurunan produksi yang berarti. Produksi padi nasional sampai Desember 1997 adalah 46.591.874 ton yang meliputi areal panen 9.881.764 ha. Karena pemeliharaan yang kurang intensif, hasil padi gogo hanya 1-3 ton/ha, sedangkan dengan kultur teknis yang baik hasil padi sawah mencapai 6-7 ton/ha.
sumber :
http://agromaret.com/artikel/607/mengenal_tanaman_padi_di_indonesia
Selasa, 22 Oktober 2013
Cara Panen Padi
1. Saat
panen
Waktu panen padi yang tepat yaitu jika gabah telah tua atau matang. Waktu panen cersebut berpengaruh terhadap jumlah produksi, mutu gabah, dan mutu beras yang akan dihasilkan. Keterlambatan panen menyebabkan produksi menurun karena gabah banyak yang rontok. Waktu panen yang terlalu awal menyebabkan mutu gabah rendah, banyak beras yang pecah saat digiling, berbutir hijau, serta berbutir kapur.
Waktu panen padi yang tepat yaitu jika gabah telah tua atau matang. Waktu panen cersebut berpengaruh terhadap jumlah produksi, mutu gabah, dan mutu beras yang akan dihasilkan. Keterlambatan panen menyebabkan produksi menurun karena gabah banyak yang rontok. Waktu panen yang terlalu awal menyebabkan mutu gabah rendah, banyak beras yang pecah saat digiling, berbutir hijau, serta berbutir kapur.
Panen padi unmk konsumsi biasanya dilakukan pada saat masak optimal. Adapun panen padi untuk benih memerlukan tambahan waktu agar pembentukan embrio gabah sempurna.
Saat panen di lapangan dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti tinggi tempat, musim tanam, pemeliharaan, pemupukan, dan varietas. Di dataran rendah, saat panen umumnya lebih cepat dibanding di dataran dnggi. Pada musim kemarau, tanaman biasanya dapat dipanen lebih awal. Bila dipupuk dengan nitrogen dosis tinggi, tanaman cenderung dapat dipanen lebih lama dari biasa.
Panen yang baik dilakukan pada saat cuaca terang. Secara umum, padi dapat dipanen pada umur antara 80-110 hari setelah tanam.
Kriteria tanaman padi yang siap dipanen adalah sebagai berikut.
1) Umur tanaman telah mencapai umur yang tertera pada deskripsi varietas tersebut.
2) Daun bendera dan 90 bulir padi telah menguning.
3) Malai padi menunduk karena menopang bulir-bulir yang bernas.
4) Butir gabah terasa keras bila ditekan. Apabila dikupas, tampak isi butir gabah berwarna putih dan keras bila digigit. Biasanya gabah tersebut memiliki kadar air 22-25.
2. Cara panen
Cara panen berbeda-beda tergantung kebiasaan serta tingkat adopsi teknologi petani. Namun, umumnya panen .dilakukan dengan cara memotong batang berikut malainya. Batang padi dtpotong pada bagian bawah, tengah, atau atas dengan menggunakan sabit gerigi.
Hasil panen ditampung dalam kantungmplastik, goni, deklit:, atau bagor sebelum diangkut ke tempat perontokan.
3. Pengangkutan
Hasil panen padi biasanya ditumpuk di beberapa tempat. Hasil panen tersebut kemudian dikemas dan diangkut kg satu tempat untuk memudahkan perlakuan panen selanjutnya.
sumber :
Budidaya Padi sawah tabela/Ir. Setijo Pitojo
Penanaman Padi
PENANAMAN
A.
Pemilihan Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan
pencabutan bibit di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah
berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian
2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan
pencabutan.
Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang
menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan
sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:
• Umurnya tidak lebih dari 40
hari
• Tingginya kurang lebih dari
40 hari
• Tingginya kurang lebih 25 cm
• Berdaun 5-7 helai
• Batangnya besar dan kuat
• Bebas dari hama dan penyakit
Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu
ikatan besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus
segera ditanam, jangan sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan
larikan ke kanan dank e kiri dengan jjarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan
pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman
memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.
Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang
bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya
kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring.
Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam
ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat
pertumbuhan akar dan anakannya sedikit.
Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan
menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa
penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada
hasil produksi.
PEMELIHARAAN
A. Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman
padi sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu
factor penting yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen
yang akan datang.
Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah
adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur
dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan
tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah,
sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran.
Memasukan air kedalam sawahdapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air
yang berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui
saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder.
Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah
itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan
lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus.
Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan
kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang
pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat luru, maka air akan terus mengalir
tanpa adanya pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya
air harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman
air hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:
- Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
- Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
- Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
- Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersama-sama.
B. Penyiangan dan Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati
harus segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain,
apabila penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam.
Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan
agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh
banyak dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan
dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua
setelah padi berumur 6 minggu.
C. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan
unsur-unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman
padi, pupuk yang digunakan antara lain:
1. Pupuk alam, sebagai pupuk dasar
yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat digunakan pupuk-pupuk alam,
misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos. Banyyaknya kira-kira 10 ton /
ha.
2. Pupuk buatan diberikan sesudah
tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun manfaat pupuk tersebut sebagai
berikut:
- ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan menambah besarnya gabah.
- DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.
- ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati.
D. Pemberantasan Hama / Penyakit
- Burung, banyak yang menyerang padi sedang menguning, gunakan benda-benda untuk menghalaunya.
- Walang sangit, penyerangan dilakukan saat padi masih muda, walang sangit dapat diberantas dengan disemprot menggunakab DDT atau disuluh (dipasang lampu).
- Tikus, hewan yang satu ini dapat merugikan petani dengan jumlah besar kerena mereka dapat merusak areal yang cukup luas dengan waktu yang tidak lama. Tikus dapat diberantas dengan gropyokan atau dengan member umpan yang berupa ketela, jagung dan sebagainya yang dicampur dengan phospit.
- Ulat serangga, serangga-serang itu bertelur pada
daun, apabila menetas ulatnya merusak batang dan daun. Cara pemberantasannya
harus disemprot dengan obat-obat insektisida, misalnya : DDT, Aldrin, Endrin,
Diazinon dan sebagainya.
dikelola dari berbagai sumber di google.
Langganan:
Postingan (Atom)