PENANAMAN
A.
Pemilihan Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan
pencabutan bibit di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah
berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian
2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan
pencabutan.
Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang
menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan
sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:
• Umurnya tidak lebih dari 40
hari
• Tingginya kurang lebih dari
40 hari
• Tingginya kurang lebih 25 cm
• Berdaun 5-7 helai
• Batangnya besar dan kuat
• Bebas dari hama dan penyakit
Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu
ikatan besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus
segera ditanam, jangan sampai bermalam.
Penanaman padi yang baik harus menggunakan
larikan ke kanan dank e kiri dengan jjarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan
pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman
memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.
Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang
bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya
kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring.
Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam
ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat
pertumbuhan akar dan anakannya sedikit.
Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan
menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa
penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada
hasil produksi.
PEMELIHARAAN
A. Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman
padi sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu
factor penting yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen
yang akan datang.
Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah
adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur
dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan
tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah,
sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran.
Memasukan air kedalam sawahdapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air
yang berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui
saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder.
Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah
itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan
lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus.
Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan
kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang
pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat luru, maka air akan terus mengalir
tanpa adanya pengendapan.
Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya
air harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman
air hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:
- Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
- Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
- Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
- Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersama-sama.
B. Penyiangan dan Penyulaman
Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati
harus segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain,
apabila penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam.
Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan
agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh
banyak dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan
dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua
setelah padi berumur 6 minggu.
C. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan
unsur-unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman
padi, pupuk yang digunakan antara lain:
1. Pupuk alam, sebagai pupuk dasar
yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat digunakan pupuk-pupuk alam,
misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos. Banyyaknya kira-kira 10 ton /
ha.
2. Pupuk buatan diberikan sesudah
tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun manfaat pupuk tersebut sebagai
berikut:
- ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan menambah besarnya gabah.
- DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.
- ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati.
D. Pemberantasan Hama / Penyakit
- Burung, banyak yang menyerang padi sedang menguning, gunakan benda-benda untuk menghalaunya.
- Walang sangit, penyerangan dilakukan saat padi masih muda, walang sangit dapat diberantas dengan disemprot menggunakab DDT atau disuluh (dipasang lampu).
- Tikus, hewan yang satu ini dapat merugikan petani dengan jumlah besar kerena mereka dapat merusak areal yang cukup luas dengan waktu yang tidak lama. Tikus dapat diberantas dengan gropyokan atau dengan member umpan yang berupa ketela, jagung dan sebagainya yang dicampur dengan phospit.
- Ulat serangga, serangga-serang itu bertelur pada
daun, apabila menetas ulatnya merusak batang dan daun. Cara pemberantasannya
harus disemprot dengan obat-obat insektisida, misalnya : DDT, Aldrin, Endrin,
Diazinon dan sebagainya.
dikelola dari berbagai sumber di google.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar